Minggu, 27 April 2008

Ketahuan Mengedar Sabu-Sabu, Polisi Subang Tahan Oknum Polisi

budaksubang.blogspot.com

TEMPO Interaktif, SUBANG:Kepolisian Subang mencokok Brigadir Dua Mustofa,49 tahun karena menjadi pemasok ekstasi dan sabu-sabu di wilayah Subang. Mustofa yang juga anggota Polres Indramayu ini ditangkap di rumahnya, kecamatan Patrol, Indramayu, Selasa (15/4) malam.

Menurut Kepala Polres Subang, Ajun Komisaris Besar Sugiyono, di lokasi pengerebekan itu, tim reserse menemukan barang bukti dalam bentuk uang tunai Rp 9,4 juta, 20 butir ekstasi dan 1,5 paket sabu-sabu siap edar. "Dia (Mustofa) kena ancaman hukuman pidana dan kode etik profesi,” kata Sugiyono di kantornya, Rabu (16/4).

Terbongkarnya aksi Mustofa, kata Sugiyono, setelah sebelumnya tim reskrim Polres Subang menangkap lima pencandu narkoba yang sedang pesta ekstasi dan sabu-sabu di sebuah cafe di kota Subang. "Mereka mengaku membeli sabu-sabu itu dari dia," tutur Sugiyono.

Awalnya, satu diantara penikmat ekstasi dan sabu-sabu itu menawari ekstasi kepada pemandu lagu di cafe itu, tapi tak di layani. Si pemandu lagu lalu menginformasikan adanya sekelompok pecandu narkoba itu ke pemilik café. Selanjutnya, pemilik cafe melaporkan soal itu ke Polres Subang.

Sugiyono mengaku sedang mengembangkan terus pemeriksaan terbongkarnya oknum polisi yang menjadi pengedar barang haram tersebut. Bukan tidak mungkin, masih ada jaringan lain yang terkait dengan "Jaringan Mustofa" tersebut.

Nanang Sutisna

Pengidap HIV/AIDS di Subang Meningkat 200 Persen

budaksubang.blogspot.com
TEMPO Interaktif, Subang:LSM Peduli AIDS Subang, Jawa Barat, mengidentifikasi peningkatan jumlah pengidap HIV/AIDS yang sangat signifikan di Subang. Pada tahun 2006 jumlah pengidap HIV/AIDS hanya 86 orang, sedangkan pada 2008 sudah mencapai 200 orang lebih.

Perkembangan itu dinilai sudah sangat mengkhawatirkan karena biasanya merupakan fenomena gunung es. "Jika tidak ditangani lebih serius bisa meleleh ke mana-mana," kata Suhaerudin, Ketua LSM Peduli AIDS Subang, Kamis (17/4).

Peningkatan jumlah pengidap HIV/AIDS itu, kata Suhaerudin, disebabkan tidak jalannya kinerja Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kabupaten Subang. "Action-nya nggak ada," ujarnya. Padahal, semua dinas dan instansi yang ada, termasuk Departemen Agama, terlibat dalam komisi yang dipimpin Bupati Eep Hidayat tersebut.

Hasil survei LSM Peduli AIDS Subang mengungkapkan bahwa HIV/AIDS di Subang yang semula hanya menjalari komunitas pelacur di wilayah Pantai Utara, namun belakangan ini beralih ke para pekerja di luar negeri, terutama yang mencari peruntungan di Korea dan Taiwan. "Laki-laki dan perempuan sama-sama ada yang terserang," kata Suhaerudin.

Sementara, Alma Suciati, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, tak menampik temuan Suhaerudin tersebut. Alma menyodorkan data, jumlah akumulasi pengidap HIV/AIDS sampai akhir 2007 meningkat sampai 186 orang. Pengidap HIV 140 orang dan AIDS 46 orang. Pada medio Januari hingga Maret 2008, ditemukan kasus baru sebanyak 16 orang, 10 terkena HIV dan enam orang lainnya mengidap AIDS. Jumlah akumulatif sampai April ini tercatat 202 pengidap.

Alma membantah kalau KPAD tidak bekerja. Ia bersama koleganya telah melakukan upaya-upaya konkret dalam upaya mencegah penyebaran penyakit sangat berbahaya tersebut, di antaranya melakukan pelayanan manajemen kasus kepada 56 orang, melakukan terapi ARV 34 orang dan pelayanan PMTCT tiga orang. Tapi, pihaknya mengaku sering kelabakan akibat ulah para pengidap saat akan dilakukan tindakan medis. "Suka banyak yang kabur," ujarnya.

Di Kabupaten Purwakarta, sampai akhir 2007 pengidap HIV/AID tercatat sebanyak 17 orang. "Pengidapnya mayoritas berprofesi sebagai PSK," kata Agung, Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta. Ia mengeluhkan minimnya anggaran pemerintah buat penanggulangan penyakit tersebut. Dari APBD kabupaten tak ada sama sekali, sedangkan dana dari provinsi turun setahun sekali.

NANANG SUTISNA

55 PSK Pantura Subang Digaruk Aparat

budaksubang.blogspot.com
SUBANG- Sebanyak 55 wanita yang diduga pekerja seks komersil di empat titik warung remang-remang di Jalur Pantura Kabupaten Subang pagi dini hari tadi digaruk aparat gabungan dari Satpol PP dan Polres Subang.

Dalam oeprasinya aparta, membagi dua tim. Tim pertama emlakukan operasi di Daerah Patokbeusi dengan sasaran warung remang-remang, sementara tim lainnya menggerebek pantai wisata Patimban Pusakanagara Subang.

Puluhan aparat yang menggunakan sejumlah kendaraan pribadi dan tiga mobil Dalmas dan Satpol PP tiba di lokasi sekitar pukul 23.00 Wib kemarin. Saat dilakukan operasi penyakit masyarakat itu, puluhan wanita malam yang berbusana seksi dan minim itu hanya bisa pasrah tanpa melakukan perlawanan.

"Operasi ini terus kami lancarkan, hingga ada efek jera di masyarakat," ujar Kepla Sie Pengendalian dan Operasi Satpol PP Subang, Yosef Aks Minggu (20/4/2008).

Menurut Yosef Aks, 55 wanita pekerja seks komersi ini diamankan karena tidak memiliki kartu identitas dan masa berlakunya sudah habis. Selain 55 PSK, aparat juga menjaring delapan orang hidung belang dan 18 sepeda motor yang tidak dilengkapi surat-surat. Baik si hidung belang maupun PSK, langsung dibawa ke Kantor Satpol PP Subang di jalan Dewi Sartika Subang dengan menggunakan kendaraan polisi, untuk dimintai ketrangan dan di BAP.

(Annas Nasrullah/Sindo/uky)
linkhttp://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/04/20/1/102165/55-psk-pantura-subang-digaruk-aparat


Lagi, TKI Disiksa Majikannya


budaksubang.blogspot.com

Liputan6.com, Subang: Penyiksaan yang dialami tenaga kerja Indonesia oleh majikannya di luar negeri kembali terjadi. Ade Zubaidah, seorang tenaga kerja wanita asal Desa Sembung, Pagaden, Subang, Jawa Barat, yang bekerja di Malaysia memilih pulang kampung. Ia tak tahan disiksa oleh majikannya.

Ade sedikit lega, sebab gaji selama satu tahun bekerja telah dibayar sang majikan. Hanya saja, penderitaan Ade belumlah berakhir. Saat akan kembali ke kampung halamannya, gaji Ade harus dipotong oleh perusahaan yang memberangkatkannya. Ia dianggap tak memenuhi kontrak selama dua tahun.

Selama setahun bekerja sebagai pembantu di wilayah Delima, Kluang, Malaysia, Ade mengaku kerap disiksa majikan, baik majikan laki-laki maupun perempuan. Ade yang menjadi TKI sejak Februari 2007 ini tidak melaporkan kasusnya ke Konsulat Jenderal Republik Indonesia setempat karena selama bekerja dirinya tak diperbolehkan keluar rumah.(ANS/Syamsu Nursyam)

Jenazah Lela Tiba di Subang


budaksubang.blogspot.com
Liputan6.com, Subang: Setelah sebulan terkatung-katung, jenazah tenaga kerja wanita asal Pagaden, Subang, Jawa Barat, yang tewas terbakar di Brunei Darussalam, belum lama ini tiba di kediaman orang tuanya. Kedatangan jenazah Lela Sulastri (38 tahun) di Desa Pasircabe disambut isak tangis keluarga.

Sebelumnya korban dikabarkan tewas bersama enam rekannya di tempat indekos pada 7 Maret lalu. Pihak keluarga sangat menyesalkan kematian korban yang sudah berlangsung selama sebulan itu. Selain itu, sang majikan terkesan menutup-nutupi kejadian itu. Keluarga korban diberi uang bela sungkawa sebesar 2.000 ringgit Malaysia atau sekitar Rp 10 juta.(ADO/Tim Liputan 6 SCTV)