Minggu, 25 Mei 2008

3 Perampok SPBU & BCA Subang Dicokok di Sumsel

budaksubang.blogspot.com
SUBANG - Tim gabungan kepolisian dari Polda Jabar dan Polres Subang, berhasil mencokok tiga pelaku pembobolan dan perampokan yang melakukan aksinya di dua tempat di jalur Pantura Subang. Pelaku ditangkap di daerah Sumatera Selatan.

Penangkapan terhadap tiga pelaku pencurian disertai kekerasan tersebut berlangsung seperti adegan di film-film aksi Hollywood, aparat gabungan dan pelaku sempat terjadi kejar-kejaran. Karena jumlah petugas lebih besar, tiga pelaku itu berhasil dilumpuhkan.

"Pada hari Jum'at sekitar pukul 09.00 Wib, kami mendapat laporan dari anggota, bahwa dua perampokan uang SPBU dan satu orang pembobolan BCA Pamanukan sudah berhasil diamankan," ujarnya Kapolres Subang AKBP Sugiyono, Sabtu (10/5/2008).

Kapolres enggan menyebutkan identitas ketiga pelaku tersebut. Karena menurut dia, pihak aparat masih melakukan pengejaran terhadap kawanan pelaku lainnya. "Saat ini masih dalam perjalanan untuk dibawa ke sini," imbuhnya

Menurut Kapolres Subang, AKBP Sugiyono, dari tiga pelaku curas di wilayah Pantura Subang itu, dua di antaranya adalah dua pelaku perampokan uang senilai Rp337 juta di SPBU Mundusari Kecamatan Pamanukan Kabupaten Subang, Senin (5/5) pukul 10.00 WIB pekan lalu.

Sementara satu orang lainya, adalah pelaku pembobolan mesin ATM BCA Cabang Pamanukan di Jalan Ion Kartasasmita No 37 Rt. 01/13 Desa Mulya Sari Kecamatan Pamanukan Subang pada 4 Maret lalu.

Akibat aksi kawanan tersebut, pihak Bank mengalami kerugian materi seniali Rp1,1 miliar. "Dari tiga pelaku itu, kami akan kembangkan untuk mengejar pelaku lainnya," tandasnya.

(Annas Nasrullah/Sindo/fit)

B

Dapat SMS Santet, Guru di Subang Pingsan

budaksubang.blogspot.com
SUBANG - Isu SMS santet yang ramai dibicarakan di Kepulauan Riau dan sekitarnya, kali ini sudah sampai ke Kabupaten Subang. Seorang guru SD, Darlim (38) mengaku menerima SMS santet berwarna merah di HP miliknya.

Saat ditemui di rumahnya di Dusun Bugel, RT06/02 Desa Mundusari, Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang, Kamis (15/5/2008), Darlim mengatakan, peristiwa tersebut terjadi pukul 09.45 Wib saat dia berada di Sukaresmi Pamanukan, tempat dirinya mengajar.

Suami dari Warnengish (32), mengaku baru mengetahui ada sms itu setelah rekan seprofesinya menanyakan jam.

"Begitu saya lihat monitor Handphone warnanya merah, satu menit setelah itu kepala langsung sakit, dada, dan mulut sesak," tutur Darlim yang langsung mematikan handphone miliknya.

Melihat kondisi Darlim, guru ditempatnya bekerja itu langsung membawa ayah dari satu orang putra, Yuga Priatna (13), ke Puskesmas Pamanukan. Darlim sempat dilakukan perawatan intensif selama tiga jam.

Melihat gejala yang pertama terjadi di Kabupaten Subang ini, pihak Puskesmas mendatangkan UGD dan dokter ahli ke Puskesmas. "Setelah diperiksa, katanya jantung saya baik-baik saja dan sehat, jadi saya diizinkan pulang," imbuh Darlim yang masih tampak syok.

Sementara itu, Kepala Kantor Departemen Agama, Hamdan Lubis mengatakan, pihaknya meminta masyarakat untuk menghiraukan saja jika mendapatkan SMS semacam itu.

Dia juga mengimbau masyarakat lebih mempertebal kualitas akidah dan keimanan. Bahkan menurut dia, pada hari Minggu (11/5) kemarin pihaknya menerima SMS yang disebut-sebut SMS santet.

"Ya saya hiraukan saja dapat SMS itu, yang harus kita lakukan pertebal akidah kita dan keimanan kita saja lah," ujar Hamdan Lubis.(kem) (Annas Nasrullah/Sindo/mbs)


Yati Octavia Ditawari Jadi Cawabup Subang


budaksubang.blogspot.com
SUBANG - Sejumlah calon dari kalangan selebritis dikabarkan akan meramaikan Pilkada Kabupaten Subang. Salah satunya, Yati Octavia.

Nama artis senior itu ramai dibicarakan. Dia disebut- sebut akan menjadi calon wakil bupati (cawabup) mendampingi Dadang Setiawan yang saat ini menjabat sebagai staf Sekda Pemkab Bekasi.

Saat dikonfirmasi, Jumat (16/5/2008), Dadang tidak membantah dirinya akan berpasangan dengan Yati Octavia pada Pilkada Kabupaten Subang, 22 Oktober mendatang.

Kendati demikian, dia belum memastikan kapan akan mendaftar ke KPUD Kabupaten Subang.

"Lampu hijau dari Mbak Yati sudah ada. Tapi, kita belum resmi karena belum deklarasi. Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa kita lakukan," ucap Dadang.

Dadang terus berupaya menggaet artis senior era 1980-an itu. Bahkan, dia mengaku akan melakukan pertemuan dengan Yati dalam waktu dekat.

"Secara normatif setiap warga negara memiliki hak politik untuk maju sebagai calon pemimpin di daerahnya. Lagipula, orangtua Yati adalah putra daerah asli Subang," kata Dadang menjelaskan alasan menggandeng Yati.

Selain akan melakukan lobi-lobi mendekati Yati, dia juga masih akan menyamakan persepsi dahulu.(Annas Nasrullah/ang)

Program BLT untuk Adu Domba Warga

budaksubang.blogspot.com
SUBANG - Penolakan pemberian bantuan tunai langsung sebagai kompensasi atas kenaikan harga BBM meluas. Di Kabupaten Subang, Jawa Barat, DPRD menolak keras program itu. Mereka beralasan program itu berpotensi gejolak sosial, seperti adu domba.

Ketua Komisi B, Bidamng Ekonomi dan Keuangan, Aip Saifurrahman mengatakan program sosial yang diluncurkan SBY-JK berkaitan dengan rencanan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) hanya memperkeruh masalah di kelas grass root.

"Program BLT sebenarnya bagus, tapi fakta di lapangan, program ini hanya mengadu domba warga dengan warga, warga dengan kepala desa, belum lagi masyarakat dipusingkan dengan naiknya harga pokok. Jadi saya kira tidak tepat rencana itu diterapkan," ujar Aip Saifurrahman

Berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, program sosial yang digulirkan oleh pemerintah pusat, seperti BLT dan PKH (Program Keluarga Harapan) kerap menimbulkan gejolak di masyarakat. Dia mencontohkan, pada awal tahun ini, aksi kekerasan kerap terjadi di Kecamatan Patokbeusi, pada saat pencairan dana PKH.

Potensi keributan tersebut, dikatakan Aip, dipicu karena dianggap program tersebut diterima tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Aip memisalkan, keluarga yang secara ekonominya cukup mendapat jatah, sebaliknya, keluarga yang miskin justru tidak menerimanya.

"Apalagi program BLT yang sekarang akan direalisasikan dalam waktu dekat, sementara data di lapangan tidak valid. Kami khawatir, niatnya baik malah justru jadi boomerang di masyarakat," imbuhnya

Seperti diberitakan, pemerintah menyiapkan dana Rp14,1 triliun untuk pelaksanaan BLT selama tujuh bulan dalam tahun anggaran 2008. BLT akan dibagikan kepada 19,1 juta rumah tangga miskin dengan nilai Rp100.000 per kepala keluarga. Pemerintah Kabupaten Sukoharjo khawatir pemberian BLT akan memicu gejolak di masyarakat. (Annas Nasrullah/Sindo/mbs)

Tolak BBM, 250 Aktivis Subang Turun ke Jakarta

budaksubang.blogspot.com
SUBANG - Ratusan Aktivis dari Front Rakyat Demokrasi Subang (FDRS) besok diagendakan akan turun ke Jakarta bergabung dengan elemn masyarakat lain untuk melakukan aksi penolakan kenaikan harga BBM.

Sebanyak 250 aktivis FRDS akan bergabung dengan aktivis Front Rakyat Menggugat, Front Pemuda 98 dan elemen masyarakat lainnya. Mereka akan bergabung dengan ribuan massa di kampus UKI Salemba. Selanjutnya menggelar aksi long march menuju Istana Presiden.

"Kami akan bergabung dengan ribuan elemen lain yang sudah mulai beregerak hari ini di Jakarta. Ini sebagai sikap tegas kami menolak kebijakan pemerintah SBY-JK," tegas Ketua FDRS, Handra Munandar

Menurut Handra, salah satu tuntutan yang akan digaungkan dalam aksi besok, fokus pada tiga tuntutan, yakni menolak kenaikan harga BBM dan menurunkan harga bahan pokok, dan mendesak pengusaha antek-antek neo liberalisme segera keluar dari Indonesia.

Dikatakan Handra, kebijakan SBY-JK rencana untuk menaikan harga BBM adalah tindakan oportunis pemerintah dan tidak berpihak kepada nasib rakyatnya yang telah menjadikannya sebagai kepala negara.

"Apa yang dilakukan oleh SBY-JK sudah mengingkari komitmen politik dia pada kampanye. Dan rencana menaikan harga BBM ada tindakan pengkhianatan Presiden terhadap kerakyatan," tandas Handra.(Annas Nasrullah/Sindo/ahm)

Janda dan Menantu Kompak Timbun Minyak Tanah

budaksubang.blogspot.com
SUBANG- Janda muda bernama Nining (38) warga RT 12/4 Desa Kawungluwuk Kecamatan Tanjung Siang, Kabupaten Subang Jawa Barat menimbun minyak tanah ternyata tidak sendiri. Nining menimbun minyak tanah bersama menantunya, bernama Aang Tarmono.

Menurut Kapolres Subang AKBP Sugiyono, sebelum Nining dan barang bukti sebanyak 20 drum berisi minyak tanah, dua hari sebelumnya aparat menangkap menantu Nining, dalam kasus yang sama. Aang menimbun sebanyak 1.260 liter minyak tanah

"Penangkapan terhadap pemilik dan barang bukti minyak tanah, hasil pengembangan dari keterangan menantu Nining, bernama Aang Tramono yang menimbun 1.260 liter minyak tanah," ujar Kapolres Subang AKBP Sugiyono

Penangkapan terhadap Aang warga Desa Kawungluwuk, Kecamatan Tanjung Siang, Kabupaten Subang ini setelah aparat mendapat laporan dari masyarakat setempat. Warga setempat mencurigai aktivitas Aang yang kerap membeli minyak tanah dalam jumlah besar.

"Dari laporan warga kami lakukan pengembangan dan penyelidikan. Setelah terbukti kami langsung meluncur ke lokasi," imbuhnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Nining diamankan aparat karena terbukti menimbun minyak tanah sebanyak 4 ton. Minyak tanah itu rencananya akan dijual ketika harga BBM dipastikan mengalami kenaikan. (Annas Nasrullah/Sindo/fit)


Subang Terancam Krisis Pangan


budaksubang.blogspot.com
SUBANG - Produktifitas padi di wilayah Pantura Subang kritis, akibat menyusutnya area pertanian, serangan hama, dan harga pupuk yang melangit.

Ketua Pemuda Himpunan Kerukunan Tani (HKTI) Subang Encep Hasan Basri memastikan hal ini menjadi ancaman rawan pangan.

"Kami pesimistis produktifitas padi akan mengalami peningkatan. Karena selama ini keberpihakan pemerintah hanya sekedar ?lipstik' saja tanpa diikuti realisasi. Sementara fakta di lapangan, harga pupuk mahal dan tanaman padi habis diserang hama," ungkap Encep, di Subang, Jawa Barat, Jumat (23/5/2008).

Dia menjelaskan, pada kondisi normal,dari satu hektare lahan tanam pertanian, petani akan mendapatkan sekitar 4-5 ton padi. Namun, akibat serangan hama, minimnya saluran air dan harga pupuk,sejak tahun terakhir ini petani hanya memproduksi padi hanya sekitar 2-4 ton per hektare.

Dengan demikian, menurut Encep dari luas pertanian di Kabupaten Subang seluas 83 ribu hektare, petani Subang hanya mendapatkan sekitar 249 ribu ton permusim.

"Lebih parahnya lagi, belum juga panen,tanaman padi mati karena kekurangan air dan diserang hama. Nah kalau ini dibiarkan terus, maka Subang yang disebut lumbung padi akan terkikis," tandasnya

Karena itu lanjut dia, HKTI Subang mendesak pemerintah memprioritaskan bidang pertanian. Salah satunya dengan menambah alokasi anggaran untuk petani menjadsi 10 persen dari APBD. Saat ini, anggaran untuk pertanian hanya lima persen.
"Pemerintah hanya memikirkan pada tataran teori saja, tapi aplikasinya ?nol besar'," tegasnya.

Selain itu, sambung dia, ancaman krisis ketahanan pangan di Subang juga disebabkan adanya penyusutan areal pertanian. Misalnya, harus dikorbankan menjadi pemukiman atau untuk memenuhi target usaha properti maupun industri.

Berdasarkan data Dinas Pertanian Subang, sentra lumbung padi Jawa Barat itu kini hanya punya bentangan sawah seluas 83 ribu hektare. (Annas Nasrullah/Sindo/rhs)

Sabtu, 10 Mei 2008

Calon Perseorangan Ikut Dalam Pilkada Subang

budaksubang.blogspot.com
SUBANG - Calon Bupati dan Wakil Bupati Subang dari unsur perseorangan dipastikan akan meramaikan Pemilihan Kepala Darah (Pilkada) Subang pada Oktober mendatang.

Kepatian itu ditegaskan Sekrataris KPUD Subang, Achridin Wihardja di ruang kerjanya di Jalan Soetoyo Subang. Menurut dia, keputusan itu keluar dari hasil rapat pleno anggota KPUD.

"Pada Pilkada Subang nanti, kami sudah melibatkan calon perseorangan. Ini sesuai dengan Undang-undang No 12/2008 tentang Perubahan Kedua atas UU 32/2004 tentang pemerintahan daerah," ujar Achridin

Kepastian itu juga diperkuat dengan surat dari KPU Pusat yang diterima KPUD Subang tentang calon perseorangan. Dalam surat itu disebutkan calon perseorangan bisa dilibatkan dalam Pilkada, jika waktu pendaftaran Calon Bupati dan Wakil dilakukan mulai bulan Juni.

Sementara itu, syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh calon dari unsur indpendent, Achridin menguraikan, di antaranya calon harus didukung oleh 3 persen dari jumlah pemilih, yakni 1.520.783 orang yang tersebar di 50 persen dari total Kecamatan yang ada, atau 15 Kecamatan.

"Dukungan terhadap calon perseorangan memuat nama, umur, alamat, tandatangan dan dibubuhi materai Rp6 ribu. Dan yang terpenting, nama pendukung itu tidak bersifat ganda, dalam arti di calon perseorangan lain ada," paparnya

Bukti dukungan itu, Achridin melanjutkan, harus sudah diterima KPUD 21 hari sebelum pembukaan pendafatran calon Bupati dan wakil pada 5 Juni mendatang, untuk ditindak lanjuti oleh petugas KPPS. (Annas Nasrullah/Sindo/fit)

Warga Subang Cemaskan Gelombang Pasang

budaksubang.blogspot.com

TEMPO Interaktif, SUBANG:Warga Desa Legonwetan dan Mayangan, Kecamatan Legonkulon, Kabupaten Subang sudah empat hari ini dihinggapi perasaan cemas menyusul gelombang air pasang setinggi satu meter di wilayah mereka. Meski tak ada korban jiwa, kerugian material yang dialami masyarakat mencapai Rp.1,2 miliar.

Sugandi, warga Desa Mayangkan menuturkan, gelombang pasang terjadi sejak Ahad malam (4/5). Rob yang melanda pantai utara Kabupaten Subang itu menyebut rutin datang mulai pkl.18.00 dan baru surut pada pkl.07.00 pagi harinya. "Serangan paling ganas biasanya mulai pkl.22.00," kata Sugandi.

Arus gelombang pasang di dua desa itu terjadi karena luapan muara sungai Cigadung. Aliran sungai tertahan gelombang saat masuk lautan, dan berputar ke wilayah pemukiman warga. Setidaknya ada 413 rumah di kawasan itu.

Sejauh ini, belum ada warga yang mengungsi. Mereka memang masih bertahan di rumah, meski dilanda kecemasan dan mulai kesulitan air bersih. Sumur berubah warna kecokletan-cokletan. "Nggak barani pakai," kata Carta.

Menurut Ela Nurlaela, Camat Legonkulon, pemerintah berupaya membangun tembok penahan abrasi sejauh dua kilometer dengan ketinggian 1,2 meter. Proyek itu didanai pemerintah pusat.

Upaya lain, meninggikan badan jalan 40 centimeter sejauh 1,2 kilometer dan membangun tembok penahan tanah di pinggiran sungai Cigadung setinggi 70 centimeter. "Tapi, tampaknya upaya-upaya tersebut belum efektif," kata Ela.

Ela minta agar dibuatkan kembali tembok baru sepanjang 800 meteran lagi agar bahaya terjangan gelombang pasang bisa terantisipasi.

Upaya pengadaan air bersih juga telah dilakukan PDAM dengan mengirim dua tangki air berisi 10 ribu air bersih. "Memang belum bisa memenuhi semua kebutuhan," kata Ela.

Ela mengaku sudah menyiapkan tiga titik lokasi evakuasi masing-masing di kantor Desa Legonwetan, SD Mayangan dan masjid Al-Sandy di Mayangan. Ihwal kerugian material yang mencapai Rp.1,2 miliar, Ela mengungkapkan, penyebabnya adalah terhempasnya 500 hektar lahan pertambakan milik rakyat.

Nanang Sutisna