Sabtu, 29 September 2007

Simbol Perlawanan Terhadap Penjajah Yang Terjajah

budaksubang.blogspot.com

Indonesia, memiliki berbagai budaya dan kesenian yang mengandug arti atau makna yang berbeda-beda , salah satunya adalah Sisingaan, seni budaya asal Subang yang memiliki nilai sejarah bahkan simbol perjuangan masyarakat subang terhadap penjajah belanda dan inggris,

Sisingaan bisa kita lihat di perhajatan atau festival tahunan yang deselenggarakan pemerintah subang,

Sisingaan biasa diiringi dengan kendang pencak atau gamelan, terompet dan alat musik yang lainnya termasuk gong… gerrrewrrrwerr…

Empat lelaki yang memakai seragam menari engklak enklakan memikul sisingaan.kleung ding kleung dingkleung….

Group sisingaan biasa disebut Persatuan Gotong Singa (PERGOSI)

Sisingaan adalah budaya seni dimana masyarakat biasa mengundang PERGOSI dalam acara hajatan dalam rangka meng khitankan anaknya (penganten sunat).

Penganten sunat menunggangi sisingaan bisa sendiri,bsa juga berdua, tergantung keinginan pengaten, dan umur penganten, karena kalu pengaten sunat masih balita harus di jaga, ya… takut ti beubeut gitu..

Rombongan sisingaan mengelilingi kampung, Setelah mengelilingi kampung lalu kembali ke tempat perhajatan dan melakukan berbagai atraksi, mulai pencak silat,sulap sampai debus..

Namun kini seiring berjalan nya waktu, rupanya budaya tersebut sudah mulai terkikis, pasalnya banyak sekali PERGOSI yang tidak memenuhi kriteria PERGOSI yang benar-benar khas Subang yakni sudah tidak lagi mengiringi sisingaan dengan musik khas sunda yakni kendang pencak dan terompet, mereka menggunakan organ tunggal,atau tardug ( gitar dan bedug) yang notabene adalah budaya Indramayu, “ heuuuh. Ma eeenya sisingaan laguna “ KUCING GARONG,MABOK BAE, PENGEN DIWAYU JLSJ..”

Ending dari acara yang biasa melakukan atraksi sulap pencak silat pun telah sirna, Saya bertanya dalam hati apakah mendirikan PERGOSI itu tidak melalui seleksi atau memang tidak ada aturan khusus, yang mengatur bahwa PERGOSI harus benar-benar murni menonjolkan khas budaya yang asli dan harus memenuhi syarat yang mutlak guna melestarikan budaya subang.bahkan sangsi khusus buat PERGOSI yang tidak memenuhi persyaratan.

Kolaborasi antara organ tunggal atau Tardug memang sudah ada sejak dulu namun Pergosi tetap dengan porsinya yaitu menggunakan alat kesenian khas sunda yaitu kendang pencak dan terompet dll.

Sekarang yang terjadi malah PERGOSI tidak lagi menggunakannya melainkan mengunakan organ tunggal dengan lagu cirebonan,

Ini merupakan hal yang sangat memprihatinkan, jika tidak ada aturan lestari budaya, di khawatirkan “Sisingaan” yang merupakan Trade Mark urang Subang, dan bukti perlawanan terhadap penjajah akan terkikis bahkan hilang ke aslian /khas budayanya krena telah digantikan denagan Organ tunggal, Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa tidak kita sadari bahwa sesungguhnya Sisingaan yang merupakan simbol perlawanan terhadap penjajah telah dijajah oleh budaya lain .

Kolaborasi budaya memang tidak masalah, karena letak geografis subang dan indramayu, Cirebon bersebelahan tentu kolaborasi budaya dapat mempererat pendudk di kedua daerah yang bersebelahan tersebut, namun jangan sampai mengikiskan budaya di antara keduanya. Karena budaya harus dijaga dan delestarikan Bagi para pejabat yang menangani masalah seni dan budaya di harapkan menindak tegas kepada PERGOSI yang tidak memenuhi ketentuan yang telah di cantumkan.

Akhirukalam semoga Sisingaan tetap abadi dan menjadi Budaya sekaligus symbol perjuangan Kota Subang yang yang tetap terjaga kelestariannya.cag ah sakieu heula ti Mang Beben,

“URANG SUBANG GOTONG ROYONG SUBANG MAJU”

2 komentar:

Anonim mengatakan...

kang beben masalah sisingaan simbol perlawanan terhadap penjajah telah dijajah budaya lain, ari cek pendapat saya mah sanes kitu tapi nu namina kabudayaan teh terus bergerak tidak statis, bergerak dan bertemu dengan budaya lain hingga terbentuk budaya baru gabungan antara dua budaya tersebut tanpa saling mamatikan.
abdi ge sami urang subang ngan nuju ngumbara di ujung indonesia

Ujang Kasep mengatakan...

hye mang beben perjuangkeun terus kabudayaan sunda, ku abdi di dukung