Rabu, 01 Agustus 2007

Bermalam di keindahan Bumi Parahiyangan

Shinta Dewi Mahara


Bermalam di Keindahan Bumi Parahyangan


Perjalanan wisata di Jawa Barat penuh dengan eksotika pemandangan alam yang memikat. Jarak satu kota dengan kota lain di propinsi ini amat berdekatan dan dapat ditempuh dalam hitungan jam saja. Namun, tak ada salahnya jika sesekali bermalam di salah satu kota. Sebuah pengalaman baru yang menakjubkan akan Anda rasakan.

Ciater Spa and Resort

Pemberhentian pertama kami di kota Subang adalah sebuah resor yang terletak di Jl Raya Ciater. Namanya Ciater Spa and Resort. Tempat ini merupakan sarana wisata keluarga yang sangat bagus. Udara dingin plus hujan rintik yang masih terus membasahi kota Subang, sempat membuat kami menggigil kedinginan. Pasalnya, suasana Jakarta yang panas, membuat kami tak terbiasa dengan hawa dingin Subang.

Ciater Spa and Resort sendiri merupakan kawasan yang terletak tidak jauh dari Gunung Tangkuban Perahu. Lokasi yang strategis, membuatnya menjadi salah satu tujuan wisatawan saat berkunjung ke obyek wisata Gunung Tangkuban Perahu.

Di resor ini, selain kolam rendam air hangat, juga disediakan fasilitas spa yang menggunakan air hangat. Selain itu, untuk mereka penggemar perang-perangan, dapat menyalurkan hobi anda di arena Paint Ball. Untuk anda penggemar offroad, anda dapat mengadu nyali anda pada track Go Kart yang telah di set sedemikian rupa. Bahkan, pengunjung, bisa melakukan relaksasi yang merupakan fasilitas dari Ciater Spa and Resort. Berupa terapi dengan menggunakan sumber air panas yang mengandung belerang tersebut.

Hujan mereda ketika hari sudah gelap. Meski begitu, kami tetap memaksakan diri keluar dari kawasan resor untuk menjelajah dunia malam Subang. Ternyata sepanjang jalan yang kami temui hanyalah jalanan yang kosong. Makanya, baru setengah perjalanan menurun, akhirnya kami memutuskan untuk kembali lagi menuju Ciater Spa.

Tak ada kegiatan yang kami lakukan di resor ini. Jalan-jalan yang kami lakukan hanya mengitari seputar resor untuk melihat beberapa fasilitas yang tersedia. Namun, hanya kolam air hangat yang kami coba, pasalnya untuk fasilitas lain, seperti offroad, Paint Ball dan lain-lainnya, terhalang karena hujan. Malam itu, kami tidur lebih cepat, karena ingin lebih segar di keesokan harinya.

Kampung Sampireun

Kampung Sampireun berdiri di atas tanah seluas 5 hektare, dengan pemandangan yang sungguh memanjakan diri. Dijamin, lelah yang terasa di sepanjang perjalanan akan terbayar penuh dengan pemandangan yang ada di Sampireun. Suara gemercik air, dan sayup-sayup terdengar suara alunan gamelan khas Sunda, hingga pantulan cahaya obor pada malam hari membuat suasana semakin romatis.

Kampung Sampireun terletak 1.500 mdpl dan memang dirancang untuk membuat orang yang menginap melupakan sibuknya dunia kota dan menikmati keheningan desa di tengah danau. Sampireun memiliki 14 cottage dan sebuah bungalow khas Sunda. Semua cottage dibangun di atas danau dengan menggunakan bahan-bahan yang alami, mulai dari atap rumbia serta semua perabotan yang dibuat dari bambu.

Pada malam harinya, minuman khas Sunda Sekoteng menemani kami. Uniknya, minuman tersebut diantar langsung ke tempat tamu yang menginap dengan sampan. Memang, di atas sampan itu terdapat seorang koki, seorang pemain kecapi, pemain suling dan yang mendayung sampan. Travel Club

Tidak ada komentar: