Jumat, 03 Agustus 2007

Petani Subang Kecewa

budaksubang.blogspot.com

SUBANG, (PR).-
Petani di wilayah Kab. Subang yang kini sedang menikmati panen menjadi kurang bergairah karena harga gabah langsung merosot. Merosotnya harga gabah seiring dengan turunnya harga beras di pasaran Subang yang mencapai Rp 4.600,00/kg untuk kualitas beras kelas 1. Hal itu diduga terkait dengan kondisi panen yang kian meluas di wilayah Kabupaten Subang.

PETANI di wilayah Kec. Compreng, Kab. Subang, bergairah dengan hasil panen padi yang tergolong bagus kualitasnya, Selasa (27/3). Namun kegairahan petani belakangan terhadang oleh harga gabah yang merosot berkisar Rp 2.300,00 hingga Rp 2.400,00/kg dibandingkan harga sebelumnya yang menembus harga Rp 3.000,00/kg.* MARSIS SANTOSO/"PR"

Sejumlah petani yang dihubungi "PR", Selasa (27/3), mengaku kecewa dengan turunnya harga gabah sekarang ini karena waktu menggarap sawah, harga pupuk sudah naik. "Harusnya harga pupuk tidak dinaikkan, termasuk sarana produksi pertanian lainnya karena begitu musim panen, harga gabah selalu anjlok, " kata Engkon, petani di wilayah Kecamatan Binong.

Dikatakan, harga gabah di sejumlah wilayah di Kabupaten Subang pada dua pekan sebelumnya sempat mencapai Rp 3.000,00 hingga Rp 3.100,00 per kg. Namun, sepekan terakhir, seiring dengan meluasnya daerah-daerah yang telah memasuki masa panen, harga gabah berada pada kisaran Rp 2.300,00 hingga Rp 2.400,00 per kg.

"Bahkan katanya ada petani yang hasil panennya hanya ditawar Rp 2.000,00 per kg," ujar Alim, petani lain di Desa Compreng.

Karenanya, petani yang semula memiliki harapan besar atas panen padi musim ini yang berbarengan dengan tingginya harga beras di pasaran menjadi kecewa. Petani berharap Pemkab Subang dapat turun tangan untuk menstabilkan harga hingga petani tidak kelewat dirugikan.

Kepala Cabang Dinas Pertanian Kec. Pagaden, Tatang yang dihubungi terpisah mengakui turunnya harga gabah tersebut. Dikatakan, awal bulan Maret harga gabah masih bertahan di kisaran Rp 2.800,00- Rp 3.000,00/kg gabah kering pungut (GKP). Namun sekarang begitu panen meluas, harganya turun drastis menjadi Rp 2.300,00-Rp 2.400,00 tergantung keadaan gabahnya.

Menurut dia, tren penurunan harga kemungkinan masih akan berlanjut karena panen di berbagai daerah di Kabupaten Subang masih akan terus berlangsung. "Saat ini panen di wilayah kita baru seperempatnya dari luas areal sawah, 5.380 hektare," katanya.

Berkaitan dengan masalah tersebut, anggota Komisi B DPRD Subang, Agus Warsito berharap pemerintah Kabupaten Subang, terutama Bulog, segera turun tangan jangan sampai petani Subang malah seperti ”ayam mati di lumbung padi. " Ya, kalau bisa Bulog segera membeli gabah petani dan kita pun akan melakukan pemantauan ke lapangan," kata Agus.

Sementara Kasub Divre Bulog Subang-Purwakarta, Bambang Sudibyo didampingi Kasi Gasar, Agus Nuryono kepada wartawan menyatakan kesanggupannya membeli langsung gabah petani. "Kita sudah sangat siap dan telah mengeluarkan surat perintah untuk bersama-sama mitra Bulog melakukan pembelian. Hanya, hingga sekarang belum ada ketentuan berapa harga pembelian pemerintah (HPP)," kata Bambang.

Dikatakan, Bulog Subang-Purwakarta pun tidak ingin pengadaan gabah tidak mencapai target seperti yang terjadi pada tahun 2006 lalu akibat harga yang tidak menentu. "Kita hanya mampu mengadakan 16 ribu ton gabah, padahal bila situasi normal mencapai 80 ribu ton gabah kering giling atau setara 50 ribu ton beras," ujarnya menambahkan.

Tidak ada komentar: