Minggu, 25 Mei 2008

Subang Terancam Krisis Pangan


budaksubang.blogspot.com
SUBANG - Produktifitas padi di wilayah Pantura Subang kritis, akibat menyusutnya area pertanian, serangan hama, dan harga pupuk yang melangit.

Ketua Pemuda Himpunan Kerukunan Tani (HKTI) Subang Encep Hasan Basri memastikan hal ini menjadi ancaman rawan pangan.

"Kami pesimistis produktifitas padi akan mengalami peningkatan. Karena selama ini keberpihakan pemerintah hanya sekedar ?lipstik' saja tanpa diikuti realisasi. Sementara fakta di lapangan, harga pupuk mahal dan tanaman padi habis diserang hama," ungkap Encep, di Subang, Jawa Barat, Jumat (23/5/2008).

Dia menjelaskan, pada kondisi normal,dari satu hektare lahan tanam pertanian, petani akan mendapatkan sekitar 4-5 ton padi. Namun, akibat serangan hama, minimnya saluran air dan harga pupuk,sejak tahun terakhir ini petani hanya memproduksi padi hanya sekitar 2-4 ton per hektare.

Dengan demikian, menurut Encep dari luas pertanian di Kabupaten Subang seluas 83 ribu hektare, petani Subang hanya mendapatkan sekitar 249 ribu ton permusim.

"Lebih parahnya lagi, belum juga panen,tanaman padi mati karena kekurangan air dan diserang hama. Nah kalau ini dibiarkan terus, maka Subang yang disebut lumbung padi akan terkikis," tandasnya

Karena itu lanjut dia, HKTI Subang mendesak pemerintah memprioritaskan bidang pertanian. Salah satunya dengan menambah alokasi anggaran untuk petani menjadsi 10 persen dari APBD. Saat ini, anggaran untuk pertanian hanya lima persen.
"Pemerintah hanya memikirkan pada tataran teori saja, tapi aplikasinya ?nol besar'," tegasnya.

Selain itu, sambung dia, ancaman krisis ketahanan pangan di Subang juga disebabkan adanya penyusutan areal pertanian. Misalnya, harus dikorbankan menjadi pemukiman atau untuk memenuhi target usaha properti maupun industri.

Berdasarkan data Dinas Pertanian Subang, sentra lumbung padi Jawa Barat itu kini hanya punya bentangan sawah seluas 83 ribu hektare. (Annas Nasrullah/Sindo/rhs)

Tidak ada komentar: