Sabtu, 10 Mei 2008

Warga Subang Cemaskan Gelombang Pasang

budaksubang.blogspot.com

TEMPO Interaktif, SUBANG:Warga Desa Legonwetan dan Mayangan, Kecamatan Legonkulon, Kabupaten Subang sudah empat hari ini dihinggapi perasaan cemas menyusul gelombang air pasang setinggi satu meter di wilayah mereka. Meski tak ada korban jiwa, kerugian material yang dialami masyarakat mencapai Rp.1,2 miliar.

Sugandi, warga Desa Mayangkan menuturkan, gelombang pasang terjadi sejak Ahad malam (4/5). Rob yang melanda pantai utara Kabupaten Subang itu menyebut rutin datang mulai pkl.18.00 dan baru surut pada pkl.07.00 pagi harinya. "Serangan paling ganas biasanya mulai pkl.22.00," kata Sugandi.

Arus gelombang pasang di dua desa itu terjadi karena luapan muara sungai Cigadung. Aliran sungai tertahan gelombang saat masuk lautan, dan berputar ke wilayah pemukiman warga. Setidaknya ada 413 rumah di kawasan itu.

Sejauh ini, belum ada warga yang mengungsi. Mereka memang masih bertahan di rumah, meski dilanda kecemasan dan mulai kesulitan air bersih. Sumur berubah warna kecokletan-cokletan. "Nggak barani pakai," kata Carta.

Menurut Ela Nurlaela, Camat Legonkulon, pemerintah berupaya membangun tembok penahan abrasi sejauh dua kilometer dengan ketinggian 1,2 meter. Proyek itu didanai pemerintah pusat.

Upaya lain, meninggikan badan jalan 40 centimeter sejauh 1,2 kilometer dan membangun tembok penahan tanah di pinggiran sungai Cigadung setinggi 70 centimeter. "Tapi, tampaknya upaya-upaya tersebut belum efektif," kata Ela.

Ela minta agar dibuatkan kembali tembok baru sepanjang 800 meteran lagi agar bahaya terjangan gelombang pasang bisa terantisipasi.

Upaya pengadaan air bersih juga telah dilakukan PDAM dengan mengirim dua tangki air berisi 10 ribu air bersih. "Memang belum bisa memenuhi semua kebutuhan," kata Ela.

Ela mengaku sudah menyiapkan tiga titik lokasi evakuasi masing-masing di kantor Desa Legonwetan, SD Mayangan dan masjid Al-Sandy di Mayangan. Ihwal kerugian material yang mencapai Rp.1,2 miliar, Ela mengungkapkan, penyebabnya adalah terhempasnya 500 hektar lahan pertambakan milik rakyat.

Nanang Sutisna

Tidak ada komentar: